PENDAHULUAN
Filsafat
dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansi maupun
histori karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil
mengubah pola pemikiran manusia dari pandangan
mitosesntris menjadi logosentris. Pada awalnya manusia beranggapan bahwa
semua kejadian yang ada di alam ini dipengaruhi oleh para dewa. Sebab itu dewa
harus dihormati dan disembah. Dengan filsafat pola pikir yang selalu tergantung
kepada di pengaruhi oleh para dewa.
Sebab itu dewa harus dihormati dan disembah. Dengan filsafat pola pikir yang
selalu tergantung kepada dewa dirubah menjadi pola pikir yang tergantung kepada rasio.
Perubahan
pola pikir mitosentris ke pola pikir logo sentries membawa imlikasi yang sangat
besar. Perubahan yang mendasar ditemukannya hukum-hukum alam dan teori ilmiah
yang menjadikan perubahan yang terjadi. Dari penelitian tersebut bermunculan
ilmu-ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
PENGERTIAN FILSAFAT
Menetapkan suatu definisi nampaknya
sulit untuk dilakukan, persoalannya bukan terletak pada saat bagaimana untuk
mengemukakan definisi itu, melainkan saat mau atau tidaknya orang menerima
definisi itu. Demikian juga masalah filsafat sulit sekali untuk memberikan
suatu batasan yang benar tentang kata filsafat. Bukti para fisuf selalu
berbeda-beda dalam mendefenisikan filsafat.
Filsafat secara etimologis berasal
dari bahasa Yunani yaitu Philosophia yang terdiri dari kata philos dan kata
Sophia. Philos artinya cinta atau suka sedangkan Sophia bijaksana. Dengan
demikian secara etimologis kata filsafat
memberi pengertian cinta kebijaksanaan. Orang yang mencintai kebijaksanaaan
di sebut philosophos atau filsut.
Harun Nasution mengatkan bahwa kata
filsafat ebrasal dari bahasa arab
falsafa dengan Wazan (Timbangan) Fa’lala, Falalah dan Fi’lal. Dengan
demikian menurut Harun Nasution kata benda dari falsafa seharunnya falsafah dan
filsaf. Menurutnya dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, pada
hal bukan berasal dari kata Arab Falsafah dan bukan dari kata Inggris dan safah
diambil dari kata Arab sehingga terjdilah gabungan keduannya yang kemudian
menimbulkan filsafat.
Secara terninologis, fisafat
mempunyai arti yang bermacam-macam sebanyak orang yang memberikan pengertian
atau batasan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini dikemukanan pendapat para ahli.
Titus dan Nalam
1985 (H, Junus Simed 2005 : 7)
-
Filsafat adalah suatu proses kritik dan pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
-
Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran secara
keseluruhan
-
Filsafat adalah sekumpulan problem yang langsung
mendapat perhatian manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh filsafat.
-
Filsafat sebagai analisis logis dari bahasa serta
penjelasan tentnag arti kata dan konsep.
Menurut Kalangan
filosof (Amsal Baktiar 2004 : 5) Filsafat ialah :
-
Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan
sistematik secara lengkap tentang seluruh realitas.
-
Upaya melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta
nyata.
-
Upaya untuk menentukan batasan-batasan dan jangkauan
pengetahuan sumbernya hakikatnya, keabsahannya dan nilainya.
-
Penyelidikan kritis atas pengendalian dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
-
Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda untuk
melihat apa yang anda katakan dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.
Pidato
(4207 SM – 347 SM) Beliau seorang filsuf Yunani yang mengatakan bahwa filsafat
adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai
kebenaran dan esthitika.
Aristoteles
(381 SM – 322 SM ) mengatakan bahwa
filsafat adalah : Ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya
ilmu-ilmu, metafisika, logika, etika, ekonomi, politik dan esthitika.
Marcus
Tulius Cirec (106 M – 42 M) mengatakan bahwa filsafat sebagai pengetahuan
tentang suatu yang maha agung danusaha-usaha untuk mencapainya.
Al-Farabi
(Wafat 950 M ) mengatakan bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentnag alam wujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Ibnu
Rusyd (Wafat 1126 M – 1196 M) berpendapat bahwa filsaf merupakan pengetahuan
otonom yang perlu dikaji oleh manusia karena dia dikaruniai akal.
Immanuel
Kant (1724 M- 1804 M) menyatakan bahwa filsafat merupakan ilmu pokok segala
pengetahuan yang meliputi empat persoalan yaitu :
-
Apakah yang dapat kita kethaui ? Pertanyaan ini dijawab
oleh Metafisika
-
Apakah yang boleh kita kerjakan ? Pertanyaan ini
dijawab oleh etika
-
Sampai dimanakah
pengharapan kita ? Pertanyaan ini dijawab oleh agama
-
Apaka manusia itu ? Pertanyaan ini dijawab oleh
Antroplogi
Sultan
Takdir Alisyahbana berpendapat bahwa filsafat adalah berfikir dengan insyaf,
yang dimaksud dengan insyaf adalah berfikir dengan teliti menurut aturan yang
pasti.
Deng
Fung Yulan mendefenisikan filsafat adalah pikiran yang sistematis dan refleksi
tentang hidup.
Dalam
padangan Sidi Gazalba filsafat adalah
berpikir secara mendalam, sistematik, radikal atau universal dalam
rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
Pendapat Sidi Gazalba ini memperlihatkan adanya tiga cirri pokok dalam filsafat
yaitu :
-
Adanya unsur berpikir yang dalam hal ini menggunakan
akal.
-
Adanya unsur tujuan yang ingin dicapai yang melalui berpikir tersebut
-
Adanya unsur ciri yang terdapat dalam pikiran tersebut
yaitu mendalam.
Dari
defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang suatu yang ada yang memerlukan pembuktian tentang kebenarannya.
Menurut
Mudyarhardjo (2006:3) apabila dilihat dari sudut karasteristik objektif
filsafat itu dapat dibedakan menjadi 2
macam yaitu :
- Filsafat umum atau filsafat murni
- Filsafat khusus atau filsafat terapan
-
Hakikat pertanyaan segala sesuatu (Metafisika) yang
termasuk didalamnya hakikat kenyataan secara keseluruhan (Ontologi) kenyataan
tentang alam atau kosmos (Kosmologi), kenyataan tentang manusia (Humanologi)
dan kenyataan tentang Tuhan (Theologi)
-
Hakikat mengetahui kenyataan (Epistemologi)
-
Hakikat menyusun kesimpulan pengetahuan tentang
kenyataan (logika)
-
Hakikat menilai kenyataan (Aksiologi) antara lain
tentang hakikat nilai yang berhubungan dengan indah dan buruk (Estetika)
Filsafat
khusus mempunyai filsafat yang berbeda dengan filsafat umum, dimana objek
filsafat umum adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu. Sedangkan filsafat
khusus objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang penting.
a.
Filsafat Hukum
Yang menyelidiki hukum sebagai suatu bentuk yang sangat khas dari
pengawasan soaial dalam sebuah masyarakat yang terorganisasi berdasarkan
politik yang dianut, bagaimana
masyarakat tersebut mempertahankannya dan bagaimana pelaksanaanya
melalui sesuatu proses yuridis dan administratif
b.
Filsafat Sejarah
Yang menyelidiki metafisika sejauh yang berkenaan dengan latar belakang,
sebab-sebab dan hukum-hukum yang mendasar makna dan motivasi perkembangan
manusia sebagai makhluk sosial dalam batas-batas kausalitas Psikopisik serta
logika yang berkenan dengan pemahaman sejarah.
c.
Filsafat Seni
Yang menyelidiki nilai-nilai estesis yang nilai- nilai keindahan yang
terkandung didalam alam dan karya seni dalam segala bentuk dan maknanya.
d.
Filsafat Moral
Yang menyelidiki makna tentang baik yang berhubungan dengan tujuan hidup,
makna kewajiban yang berhubungan dengan hukum dan makna kebajikan yang
berhubungan dengan kesetujuan dan ketidak setujuan.
e.
Filsafat Sosial
Yang menyelidiki masalah keberadaan saling berhubungan antara manusia
dengan masyarakat, per angkat
nilai-nilai asosiatif yang tertuju pada proses sosial yang terarah, kekuatan
dan kekuasaan Negara, pengawasan social yang berkenaan dengan hukum dan hak
kewajiban politik dan keadilan.
f.
Filsafat Olah Raga
Yang menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenan dengan seluk
eluk gerak yang dilakukan dalam olah
raga, dan hakikat olah raga pasif atau penghayatan terhadap pergelaran olah
raga.
g.
Filsafat Religi
Yang menyelidiki religi sebagai hubungan dengan Tuhan dan hubungannya
dengan pengalaman lainnya, kebenaran, kepercayaan, kepercayaan religius serta
nilai-nilai, sikap-sikap dan perbuatan-perbuatan religius.
h.
Filsafat Logika
Yang menyelidiki kebenaran, tata bahasa lingkup dan penyimpangan logika
sebagai seni dan ilmu penalaran.
i.
Filsafat Ilmu
Yang menyelidiki struktur ilmu yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah
serta makna teoritis dan praktis dari ilmu
j.
Filsafat Pendidikan
Yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut
degan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
Suriasumantri
(2007;19) menulis :
“Alkisah
bertanya seorang awam kepada ahli filsafat yang arif dan bijaksana. Coba
sebutkan kepada saya berupa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini,
berdasarkan pengetahuannya filsafat itu
menarik nafas panjang dan berpantun :
Ada orang tahu ditahunya
Ada orang yang tahu
diketidahtahuannya
Ada orang yang tahu ditahunya
Ada orang yang tidak tahu
diketidaktahuannya”
Kutipan diatas
sungguh-sungguh membuka pikiran kita, bahwa didunia masih terlalu banyak
fenomena yang ada disekitar kita yang belum kita ketahui walaupun sudah banyak
yang kita ketahui.
Para ahli mengatakan bahwa pengetahuan itu pada awalnya
dari rasa ingin tahu, dimana kepastian itu diperoleh melalui keraguan-raguan.
Oleh sebab itu filsafat dimulai dengan kedua hal diatas yaitu keingintahuan,
dan rasa keraguan-raguan. Jadi, befilsafat berarti mendorong untuk mengetahui
apa yang telah kita tahun dan apa yang
belum kita tahu.
Kita tahu bahwa manusia lahir ke dunia
dalam keaadan misterius. Artinya sangat sulit mengetahui mengapa, bagaimana dan
untuk apa kelahiran itu, yang pasti kita ketahui bahwa manusia dilahirkan oleh Tuhan melalui manusia lain.
Sadar akan hidup dan kehidupannya dan sadar pula akan tujuan kehidupannya.
Kenyataan
diatas menyatakan bahwa manusia itu adalah makhluk yang lemah, yang
keberadaanya sangat tergantung pada yang menciptakannya. Namun ketergantungan
yang berkeluasan. Oleh sebab itu manusia itu menerima ketergantungan itu dengan
otonomi dan independent dnegan segala kreatifitasnya dan akhirnya mampu
mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Apa yang disediakan alam
(potensi alam) diolah untuk dapat
memberikan penemuan kebutuhannya.
Dalam
perkembangan selanjutnya otomi independent dan kreatifitas tersebut
menggambarkan manusia pada tahap tertentu, sehingga seolah-olah manusia itu
semakin jauh dari sang pencipta dan manusia itu seperti sudah tidak mengakui
keberadaan sang pencipta.
Memang
manusia tercipta atau diciptakan sangatlah berbeda dengan makhluk-makhluk yang
lainnya, benar manusia lahir meruapakan sebuah sosok yang paling lemah dari
seluruh makhluk hidup, namun manusia itu diciptakan jauh melebihi dari semua makhluk sang pencipta,
oleh karena itu manusia itu dapat disebut sebagai :
1.
Makhluk yang berjiwa raga yaitu jiwa yang meraga dan
raga yang menjiwa
2.
Sebagai mahkluk individu yang bermasyarakat yang
individu yang memasyarakat dan masyarakat yang mengindividu
3.
Manusia sebagai makhluk berfikir.
Kalau
kita memperhatikan perkembangan selanjutnya bahwa pada akhir-akhir ini bahwa hampir
sebagian besar manusia di dunia ini terjebak dalam suatu pola hidup yang
cendrung materialistis, sehingga mengakibatkan krisis moral yang parah penyakit
akut (krisis moral) bukan hanya masuk dalam kehidupan masyarakat didunia.
Akibatnya lingkungan hidup dan alam seolah-olah tidak bersahabat lagi.
Fakta
prilaku manusia yang bersifat eksploitatif itu membuktikan kegagalan karena
manusia sebagai penyelamat ciptaaan Tuhan. Dengan teknologinya manusia justru
berprilaku tidak adil terhadap alam.
Dengan
demikian, filsafat berperan untuk mengetahui ketidak tahuan, dimana salah satu
cirinya dalah ahli bertanya, maka beberapa pertanyaan diajukan kepada setiap
corak dan jenis ilmu dan teknologi itu ? jawabnya adalah kebenaran yang nyata,
yaitu untuk mengehasilkan sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Namun bukanlah fakta menunjukkan bahwa bukan untuk pemenuhan
kebutuahan, tetapi justru untuk kenikmatan hidup. Jika demikian halnya, sejauh
mana kenikmatan hidup itu bermakna bagi kehidupan ?
Jika
berbicara mengenai filsfat ilmu, kita sulit memberikan batasan yang positif.
Banyak pendapat yang memiliki makna serta penekanan yang berbeda tentang
filsafat ilmu. Ada
yang menyatakan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu studi tentang
masalah-masalah mengenai penjelasan. Semiawan CS (2004:43). Mengemukakan bahwa
untuk menetepkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu sangat bermanfaat untuk
menyimak empat titik pandang didalam filsafat ilmu yaitu :
1.
Pandangan pertama menyebutkan bahwa filsafat ilmu
adalah perumusan word views yang konsisten dengan dan pada beberapa pengertian
didasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting
2.
Pandangan kedua mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah
suatu eksposisi dari presupposition dan predripasition dari pada ilmuwan.
3.
Padangann ketiga mengemukakan bahwa filsafat ilmu itu
adalah suatu disiplin yang didalamnya.
4.
Filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua.
Konsep-konsep
dari teori-teori tentang ilmu dianalisis dan diklarifikasikan. Berdasarkan
kepada ketiga padangan diatas, berarti bahwa hal ini memberikan kejelasan
tentang makna dari berbagai konsep seperti partikel, gelombang dan lain-lain
didalam pemanfaatan ilmiahnya. Akan tetapi Gilbert Kyle (dalam Silawan CS : 44)
“telah menunjukkan terhadap sesuatu yang tendensius tentang padangan ini
mengenai filsafat ilmu, untuk menjelaskan kepada mereka makna dari konsep –
konsep ilmu ilmiah”
Selanjutnya
menurut padangan diatas kita justru bertanya apakah pada ilmuwan benar-benar
mengerti suatu kkonsep yang disamakannya, sehingga dalam kasus ini tidak lagi
memerlukan klarifikasi, sehingga harus mencari hubungan konsep dengan konsep
Selajutnya
filsafat ilmu pengetahuan masuk dan ikut serta dalam setiap kegiatan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jadi, filsafat ilmu pengetahuan memberikan landasan
dari kontrol dan bimbingan serta koordinasi menyeluruh, sehingga ilmu
pengetahuan tersusun dan terorganisasi dalam satu kesatuan sistem yang utuh.
Keutuhan
sistem IPTEK dengan didukung oleh moralitas dan prilaku ilmiah dapat menjamin
pemberdayaan IPTEK itu secara berkeadilan sebagai jalan menuju hidup dan
kehidupan yang berkesinambungan. Sungguh sangat diharapkan bahwa melalui
filsafat ilmu pengetahuan berarti dari sekarang, filsafat harus lebih banyak
belajar dari dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jadi,
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, filsafat ilmu pengetahuan berkepentingan untuk mendorong, memperkuat
dan menunjukkan jalan yang benar, tepat dan terutama dalam hal pengalamannya
menurut prinsip-prinsip dan nilai-nilai etis, epistemology dan ontology.
DAFTAR PUSTAKA.
Baktiar Amsal, 2009. Filsafat Ilmu, PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Mudyahardjo, Rejo, 2006. Filsafat Ilmu Pendidikan
Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung
Suria Sumantri S, Jujun, 2007. Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan : Jakarta
Suhartono Reza, 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan,
AR-RUZZ : Jakarta
Wattimena Reza, 2008. Filsafat dan sains Sebuah
Pengantar, T Grafindo : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar