Senin, 28 Februari 2011

GOBALISASI DEMOKRASI


Meneropong kejadian yang terjadi beberapa tahun belakangan ini terhadap Negara-negara yang memiliki system pemerintahan monarchi ataupun kerjaaan, demokrasi kebebesan hak-hak manusia yang ada pada demokrasi sehingga berputar haluan tanpa ada perlawanan terhadap demokrasi. Konstan cukup hanya berorasi beberapa minggu saja yang menentang keberadaan zionis dan rezim pemerintahan monarckhi yang dinilai tidak lagi menghargai kebebasan hak sebagai manusia. Kerjaan Mesir misalnya yang juga sering disebut Negara seribu satu malam itu dengan mudahnya berpindah kepada paham demokrasi. Terinspirasi dari Negara-negara tetangga yang memiliki  paham yang sama sehingga timbul pemikiran-pemikiran rasional yang menganggap bahwa kebebasan itu adalah segala-galanya sehingga menanggalkan system dan paham yang lama tersebut.

Sudah begitu banyak Negara-negara yang berputar haluan dari jati diri dan prinsipnya sendiri, dan hampir semua memilih demokrasi, kenapa demikian ..? apakah ada motor dari pada globalisasi demokrasi yang terjadi saat sekarang ini ? atau siapakah yang diuntungkan dalam hal ini, tentunya banyak pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab dengan globalisasi demokrasi.

Dari berbagai sisi bernegara IPOLEKSOBUD tentunya ini sangat luas dan saling berhubungan erat dengan demokrasi seperti halnya idiologi keislaman ketika sudah bercampur dengan paham demokrasi  yang akan menghasilkan kepinjangan dan kontroversi permahaman yang terjadi, belum lagi kita melirik kepada aspek yang lainnya tentunya sangat banyak hal dampak positif dan juga negative akan diterima.

Pada jaman ini seringkali Negara-negara barat dianggap sebagai dalang semua ini, apakah itu benar kita lihat saja realita social yang ada disekitar kita, mulai dari sejak kecil hingga tua kita tidak lepas dari pada pengaruh budaya barat yang semakin hari semakin dijajah. Sungguh indah dah jerdas cara mereka ketika dunia sudah merasuki diri dan tidak lagi mengingat mati, bentuk dan cara apaun dilakukan dalam mencapai apa yang mereka inginkan, apakah globalisasi demokrasi tersebut salah satu cara untuk melangkah kepada pemenuhan keinginan mereka?

Negara –negara dunia mestinya mempunyai kekuatan dan integritas yang tetap yang tidak terpengaruh oleh petunjuk-petujuk yang menyesatkan Negara itu sendiri serta juga harus penuh pertimbangan terhadap kondisi social Negara tersebut. Kolega dan kekuasaan yang menghambat dan mengatur proses kemurnian pendapat dan aspirasi rakyat yang tidak bisa dikalahkan oleh segelumit rakyat yang tidak berdaya, rantai-rantai yang telah terikat yang tidak bisa dilepaskan lagi sehingga mengorbankan dirinya sendiri dan kaumnya.

Tujuan Negara dunia adalah kedamaian dalam hidup di bumi ini sehingga kita bersama bisa saling memilih dan independent sesuai dengan potensi yang ada tanpa harus memihak serta terpengaruh oleh Negara-negara manapun. Revitalisasi dunia tanpa ada  rezim adidaya pengglobalisasian demokrasi. 

DEMOKRASI DAN KESIAPAN MENTAL DIRI


Demokrasi yang indah ketika kekuatan hukum telah bersinergi dengan kebebasan berekspresi, ketika hukum masih menjele-menjele maka peran demokrasi tidak akan sinkron dan terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada tataran subjek hukum, ketidak konsistenan hukum banyak subjek hukum yang selalu mencari kelemahan ataupun celah-celah untuk mengekspresikan kebebasan demokrasi tersebut. Dengan demikian dibutuhkan ketegasan serta kekuatan hukum dalam tatanan berbagai aspek kehidupan.

Melihat dari perkembangan yang telah terjadi di Indonesia, sudah tentu sangat jauh perbedaan yang sangat drastis terjadi di tatanan sosial kita, mulai dari level paling rendah, menengah hingga level paling top.  Entah dosis apa yang ada pada demokrasi yang sangat mujarab dalam mempengaruhi setiap komponen sosial. Terkadang sering kali terjadi pelamahan hukum dengan adanya kebebasan berekspresi, sulitnya dalam mengamati fenomena sosial di era demokrasi saat sekarang ini.

Perkembangan tehnologi yang semakin hari semakin derastis ditambah lagi sifat sosial kita yang beraliran konsumtif sungguh sebagai tantangan berat dalam menjalankan demokrasi yang kita jalani saat sekarang ini, ketidakseimbangan hidup, kurangnya disiplin yang selalu menjadikan dalih “siapa lu siapa gue dan urus saja dirimu”. Apakah karena kita memang belum siap berdemokrasi, atau memang begitu demokrasi.? Saya pikir TIDAK.

Banyak kasus terjadi menyangkut demokrasi khususnya di Negara kita ini, seperti halnya kebebasan berpendapat dalam mengaspirasikan pendapat dengan bentuk demonstrasi terkadang pendapat dia yang harus dipenuhi sekalipun itu bertentangan dengan hukum yang tidak bisa dipertanggung jawabkan dengan alasan demokrasi. Mengartikan demokrasi dengan semata-mata dengan kebebasan berpendapat memang benar tapi yang perlu digaris bawahi adalah peraturan harus mendahului dari pada demokrasi. Lagi-lagi konsistensi hukum yang dibutuhkan.

Kesiapan generasi penerus bangsa dalam menjalankan roda demokrasi di nusantara ini menilai akan mengarah kepada model peralihan budaya-budaya local yang dikalahkan oleh perkembangan budaya-budaya kebebasan luar. Dampak pengaruh lingkungan itu sendiri sehingga menimbulkan rasa ingin mencoba-coba tanpa ada pendirian dan prinsip hidup sehingga akan mudah terpengaruh oleh lingkungan itu sendiri, peranan orangtua seharusnya yang perlu disikapi lebih tegas terhadap anaknya, disamping lembaga pendidikan juga harus betul-betul mendidik demi kemajuan bangsa kedepannya.

Derasnya perkembangan jaman maka semakin deras juga kesiapan mental yang kita penuhi, ketika mental kita tidak bersinergi terhadap derasnya arus perkembangan jaman tidak menutup kemungkinan akan terjadi suatu kejadian yang tidak lagi berbanding lurus, meningkatnya sifat egoisme dan patologi-patologi sosial lainnya. Contoh kecil saja dengan mudahnya dalam  mengakses teknologi internet mulai dari anak kecil hingga orang dewasa dengan daya jelajah yang tidak terbatas itu tidak menutup kemungkinan terjadi akses-akses negative yang tidak bisa difilter oleh dirinya sendiri. Coba kita bayangkan dengan daya jelajahnya yang liar naik derastis 500%. Kita tidak mungkin lari dari derasnya arus perkembangan jaman, ketika kita tidak mampu beradaptasi tentunya kita pasti dikerdilkan dan disudutkan. Semuanya memang akan baik ketika kita menempatkan sesuatu itu pada tempatnya, namun yang sering terjadi malah sebaliknya. Banyak peneliti-peniliti yang menyampaikan hasil risetnya yang menyangkut fenomena hidup dan kehidupan yang dinilai sudah sangat transparan yang tidak ada lagi ditutup-tutupi mulai dari hal besar hingga hal-hal yang agresif sekalipun, oleh sebab itu tergantung ketegasan dan kesiapan mental serta juga ketebalan iman dalam menyikapinya. 

Minggu, 27 Februari 2011

JAUH PANGGANG DARI API

Itulah bahasa yang pantas diberikan terhadap kekisruhan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan, Islah atau  berdamai adalah cuma harapan hampa entah kapan itu akan terealisasi, sejak tahun 2007 yang silam hingga memakan korban jiwa terhadap mahasiswa atas keserakahan oknum-oknum tertentu yang hingga rantai problema yang tak kunjung habis sampai sekarang.

Mahasiswa diam membisu entah harus berbuat apa lagi, seribu cara sudah dilakukan mulai dari berkoak-koak dikampus sendiri, seribu tandatangan hingga berkoak-koak di Rumah Dewan Rakyat dalam mengutarakan bentuk kekesalan mahasiswa terhadap UISU, tapi itu semua dianggap angin lalu saja, yang  cuma berhembus begitu saja, ya… sudahlah. Hingga saat ini UISU dengan lambang yang sama mempunyai rektoran dan kepengurusan yang mendua sungguh sangat aneh bin ajaib.

Bagaimana mahasiswa merasa nyaman dalam menjalan proses akademik ketika selalu dihantui oleh dualisme kampus tersebut, secara sikologis mahasiswa tertekan dan selalu terhambat dan terganjal dalam melaksanakan ekstrakulikuler baik internal maupun eksternal kampus yang selalu diselimuti oleh ketidakjelasan kampus. Ingin rasanya mahasiswa mengukir prestasi terhadap kampus sendiri sementara kampus tidak mempunyai loyalitas terhadap mahasiswanya melainkan memberikan kontribusi was-was terhadap mahasiswa, program-program kampus yang kian hari kian sirna, belum lagi hak beasiswa mahasiswa yang tidak nampak batang hidungnya hingga konsentrasi para staf, karyawan dan dosen kian hari kualitasnya semakin menurun.

Sungguh orangtua mahasiswa juga sangat terbawa momok-momok atas ketidak jelasan kampus UISU, biaya yang tidak sedikit tentunya yang dikeluarkan  terhadap sang mahasiswa untuk mendapatkan  ilmu, sungguh sangat melelahkan mencari biaya setiap hari dibawah terik matahari untuk mencukupi bekal sang mahasiswa yang mayoritas mahasiswa orangtua diluar daerah Medan, ditambah lagi dengan kepenatan proplema kampus yang tiada habisnya. Sungguh sangat ironi ketika jajaran UISU tidak melihat itu semua.

Bagaimana mungkin UISU bisa maju dan berkembang dengan kondisi yang begini …! Banyak yang dirugikan, banyak yang kecewa, banyak yang dikorbankan. Allah murka terhadap tingkah laku dan perbuatan kalian. Waktu yang tidak begitu lama lagi dirasakan mahasiswa dalam menerima semua ini, akan mahasiswa menunggu 1000 tahun lagi ? pengakuan Alumni juga sangat kecewa dengan kondisi UISU yang terjadi hingga saat ini belum ada penyelesaiannya.

“Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung” itu kata pepantah, tapi untuk merealisasikannya rasanya sulit untuk menjunjung dan mencintai almamater sendiri yang seakan-akan karena di nodai oleh ulah UISU sendiri. Banyak pihak orang ketiga yang diuntungkan dengan kisruhnya  UISU yang berkepanjangan, Sadarlah ..! tidakkah kalian telah diperdaya oleh ketamakan syetan. Yakinlah pasrah dan sabar ada batasnya, tidak ada tempat mahasiswa UISU mengadu melainkan selalu mengharap agar dibukakan pintu Islah karena mahasiswa yakin bahwa damai itu indah. By: Rahmad Syukur Hasibuan (Mahasiswa FISIP UISU)

Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Priode 2011-2015
Setelah melakukan proses seleksi melalui senat sebelumnya, Prof Ir H Zulkarnain Lubis MS PhD terpilih sebagai Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menggantikan dr Chairul Mursin untuk periode 2011-2015. Meski kemelut di tubuh yayasan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) masih belum tuntas, namun ia ingin menjadikan perguruan tinggi swasta tertua di luar Pulau Jawa ini lebih baik lagi

"Badai Pasti Berlalu"  itu perkataan rektor yang sedikit mengobati keadaan kekisruhan di UISU yang sampai sekarang ini belum titik terangnya. dalam hal ini dinilai semuanya hanya berbentuk harapan-harapan saja tentunya masih jauh dari yang diinginkan khususnya Mahasiswa. mudah-mudahan dengan menjadi rektor yang tak dibayangkan ini menjadi sebuah amanah yang nyata dari Tuhan dan benar-benar  bisa dipertanggung jawabkan demi kemajuan UISU kedepannya. 

Civitas Akademika UISU Al Munawarah Heboh !
Entah angin apa yang datang tepatnya  Rabu pagi sekitar 10.00 hingga 12.00 Wib 8 Pebruari 2011, elemen-eleman mahasiswa dan pegawai serta staf UISU beduyun-duyun dan berdiri di seputaran parkiran depan  halaman kampus hingga portal pintu masuk kampus, dari hasil pengamatan pribadi seakan-akan ingin menyaksikan seautu yang tidak pernah dilihat sebelumnya ibarat menunggu sang Raja dan permaisurinya yang sudah lama berkelana di  negeri orang yang kenyataanya ternyata itu hanya impian saja.

Sesuai dari hasil pantauan dan keterangan dari tempat kejadian oleh beberapa orang bahwa ternyata pengurus Yayasan UISU Almanar akan mendatangi UISU Al Munawwarah di Jl. SM Raja, apakah itu awal dari terbukanya pintu Islah atau malah sebaliknya yang hanya memperkeruh suasana kampus yang bisa mengganggu keamanan dan kernyamanan juga ketertiban kampus sehingga merugikan komponen kampus.

Dari keterangan beberapa orang yang menyaksikan kerjadian tersebut ternyata tidak ada kejadian yang terjadi sejauh  pengamatan hari itu, dimana pihak satpam dan keamanan kampus terlihat diperketat dan menyeleksi siapa saja yang masuk kedalam kampus serta menutup pintu gerbang seakan menyeleksi siapa saja yang masuk kedalam kampus tersebut. sejauh itu informasi yang didapat dan melihat kesibukan para aparat keamanan kampus yang seakan siap siaga dalam mengantisipasi sesuatu hal yang akan terjadi.


Kebanyakan mahasiswa banyak yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dibenak masing-masing bahwa apakah memang pintu Islah telah terbuka sementara penjagaan sangat ketat seakan menghalangi kedatangan seseorang, dan kenapa mesti seheboh itu membuat hampir seluruh civitas akademika terganggu dalam menyaksikan yang tidak begitu penting itu. semua itu tidak ada artinya yang hanya menambah sesuatu yang tidak begitu berarti. Seandainya itupun pertanda untuk realisasi Islah, mahasiswa dan komponen kampus hanya ingin realiasasi  yang segera. Sudah banyak korban dengan terjadi kisruh UISU dari tahun 2007 yang silam hingga sekarang..!


Lagi-Lagi Adu Mulut Soal Islah

Isu islah yang selalu menjadi bahan pertanyaan oleh setiap elemen dan civitas kampus yang sudah terbiasa dengan datangnya nada-nada gertakan dari kedua kubu yang berseteru untuk islah entah sampai kapan itu yang namanya islah akan terbina. Tepat pada Senin  pagi sekitar pukul 10.30 (14/03/11) seperti biasanya civitas akademika didatangi oleh sekolompok elemen masyarakat sekitar kampus yang mendukung dengan adanya islah juga bersama dengan sekelompok pengurus yayasan UISU Hj. Syariani di Jl. Karya Bakti mendatangi kampus UISU Al Munawwarah di Jl SM Raja tentunya membuat heboh mahasiswa, karyawan dan staf dosen lainnya di seputaran halaman kampus untuk menyaksikan kejadian tersebut.

Terlihat di luar depan pintu gerbang kampus terlihat adu mulut antar pengurus yayasan yang bermaksud memasuki kawasan kampus UISU Al Munawwarah, dan dari hasil pantauan bahwa keinginan kedua belah pihak untuk berunding kembali dan bermusyawarah dalam menyelesaikan perseteruan tersebut. Kurangnya komunikasi antar kedua belah pihak sehingga menimbulkan diskomunikasi antara kedua belah pihak, ada sekitar 30 menit kejadian tersebut yang disaksikan oleh ratusan penonton tentunya desertai dengan penjagaan ketat oleh para petugas keamanan dengan menutup keseluruhan pintu masuk kampus untuk mengantisipasi masuknya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut.


Dalam kejadian itu terlihat banyak mahasiswa yang terganggu akan peristiwa tersebut sehingga tidak bisa memasuki kawasan kampus untuk mengikuti proses belajar mengajar karena terhambat oleh seluruh pintu masuk kampus yang terkunci dan dijaga ketat oleh pihak security kampus dan begitu juga para mahasiswa yang ada didalam kampus merasa was-was akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan  seperti tahun 2007 yang silam sehingga menimbulkan proses belajar mengajar sedikit terganggu.

Sedangkan diluar kampus terlihat beberapa sepanduk bertuliskan bahwa masyarakat di sekitar kampus UISU Al Munawwarah Jl SM Raja mendukung dengan adanya islah antar kedua belah pihak yayasan yang kisruh. Dari kejadian tersebut dapat dilihat masih jauh untuk realisasi islah melainkan yang terlihat amarah bertubi-tubi hingga sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak terpuji.


Mahasiswa dan Pema UISU Mendesak Yayasan  Kampus Untuk  Islah

Kisruh UISU (Universitas Islam Sumatera Utara) yang terus berkepanjangan, tidak bosan-bosanya pada hari Kamis sekitar pukul 10.30 (17/3/2011) kembali didatangi pengunjuk rasa mahasiswa bersama pemerintahan mahasiswa didepan kampus UISU untuk mengajak seluruh mahasiswa dari beberapa fakultas mendesak yayasan kedua yayasan untuk mengadakan islah. Namun sebagian mahasiswa enggan dan bersikap dingin dalam menyikapi unjuk rasa sehingga terjadi adu mulut atar sekelompok fakultas yang tidak satu persepsi dalam menyikapi masalah kekisruhan kampus tersebut dan juga disaksikan ratusan civitas akademika memenuhi halaman kampus UISU. 

Dalam kejadian tersebut berbagai orasi dan pengumpulan koin sebagai bentuk symbol keserakahan dalam memeras mahasiswa sehingga sedikit memanas dan bentrok terhadap petugas keamanan dan sesama mahasiswa yang menolak ajakan secara menyeluruh terhadap realisasi islah tersebut. Paparan dan orasi-orasi mahasiswa yang berisikan bahwa UISU itu satu dan tidak ada duanya untuk itu mahasiswa pengunjuk rasa sepakat untuk mengajak untuk islah. Tidak jarang lagi mahasiswa mengadakan aksi soal keadaan konflik UISU yang perkepanjangan yang tiada akhirnya.

Salah seorang orangtua mahasiswa juga turut ikut serta dan prihatin  atas konflik UISU yang berkepanjangan yang terus tiada habisnya, “saya merasa tidak tenang dan nyaman dengan mendaftarkan anak saya, yang uang kuliah mahal dan yang katanya akan islah” ujar salah satu orangtua mahasiswa UISU dan menangis histeris begitu juga sebagian mahasiswa merasa terharu atas paparan perwakilan sang ibu mahasiswa tersebut. Silih berganti orasi dan curahan hati beberapa mahasiswa yang bernadakan kesedihan.

Puluhan aparat  kepolisian dan Brimop turut mengamankan kejadian tersebut, sementara beberapa jam kemudian ketua yayasan UISU Helmi Nasution mendatangi pengunjuk rasa dengan disambut mahasiswa pengunjuk rasa yang berdesak-desakan sehingga mengakibatkan salah seorang mahasiswi pingsan, namun kemudian setelah diminta untuk tenang dan memberikan pernyataan tentang perkembangan proses islah UISU yang masih terus berlanjut dan isya  Allah tanggal 24/3/2011 nanti akan menghadiri undangan ke kopertis tentang masalah islah ini juga, paparnya.

Setelah ketua yayasan UISU Helmi Nasution memberikan komentar tentang keadaan UISU, kemudian mahasiswa mengajak kepada Ketua Yayasan UISU Hj Sariani untuk turut juga memberikan pernyataan sikap tentang jalannya islah tersebut. “Sudah saatnya mahasiswa yang harusnya mengislahkan yayasan yang bertikai dan saling bersalaman karena damai itu indah” ujar salah seorang orator aksi.

Suasan mencekam di kampus UISU tentunya mengganggu dan merugikan mahasiswa atas ulah yayasan kampus itu sendiri, independesi mahasiswa yang telah terkontaminasi dan dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan sehingga membuat suara mahasiswa menjadi bercerai berai, apa sebenarnya yang terjadi ? akankah konflik UISU tanpa penyelesaian melainkan hanya menambah masalah baru lagi. Tentunya secara logis Islah itulah yang tunggu-tunggu untuk menyelesaikan dualisme kepengurusan yayasan UISU yang merusak kepercayaan ummat terhadap kampus tersebut, namun apa jadinya ketika mahasiswa itu sendiri menolak dan seyogiyanya mendukung untuk islah, lagi-lagi damai itu indah dan seluruh ummat didunia ini mengakui itu.


UISU KRISIS PRESTASI

Pemberitaan media yang menyorot tentang UISU sungguh tidak begitu sedikit, hampir setiap kali ada kejadian dan peristiwa di UISU pasti di sorot oleh media, namun sangat disayangkan segudang sorotan media terhadap UISU tidak satupun informasi yang menggembirakan juga membanggakan melainkan berita dan informasi soal kebobrokan, konflik, dualisme, kisruh, unjuk rasa dan semua itu perang, keras serta kejam. Sangat disayangkan ketika latar belakang kampus yang dinilai religius Islami yang mempertontonkan nilai-nilai buruk yang tentunya tidak patut diteladani oleh ummat.

Tahun demi tahun berlanjut, generasi ke generasi terus berjalan diselemuti oleh rasa ketidaknyamanan, evaluasi dan introveksi kampus semakin hari semakin sirna yang hanya selalu melihat kepentingan individu tertentu yang tentunya akan menghilangkan rasa kepercayaan ummat terhadap kampus yang sebelumnya dinilai sangat diakui serta dicintai oleh ummat. Sungguh sudah sangat jauh prestasi dan ketertinggalan kampus UISU yang selalu sibuk dengan konflik, kisruh dan perseteruan intern kampus itu sendiri, dibandingkan dengan kemajuan kampus lain dengan perkembangan yang siknifikan, adaptasi terhadap perkembangan jaman yang semakin hari semakin ketat dinilai UISU tertinggal. Tidak ada lagi yang dibanggakan, karena semua itu telah diganti terhadap cerminan keburukan yang menumbuhkan minimnya prestasi kampus.

Tunggulah kehancuran ketika kebanggaan ummat dibalas dengan penghianatan dan keegoisan sikap yang dibentuk kampus UISU yang telah mengecewakan ummat, akankah ini akan terus berlanjut ? dan akankah UISU mampu mengobati kekecewaan ummat yang selama ini sungguh sangat akut ? tentunya jawaban ini ada pada intern kampus UISU itu sendiri, momen ISLAH yang selalu dinanti-nanti ummat sebagai kado paling berharga bagi ummat.




Sabtu, 26 Februari 2011

PEMERINTAH MASIH ANTI PERS



Salah satu pilar demokrasi adalah peran pers disamping eksekutif, legislative, dan yudikatif pers sangat berperan penting dalam membangun Indonesia raya ini. Kemerdekaan pers sangat urgen dalam melaksanakan peran dan fungsinya yang dilindungi oleh hukum sebagaimana diatur  dalam Undang-Undang Pers.

Coba kita bayangkan ketika peran pemerintah dan pers saling bersinergi tentunya esensi akuntabilitas dan keterbukaan informasi terhadap publik. Dalam era demokrasi saat sekarang ini pemerintah merasa ruang gerak dalam melaksanakan peran begitu sangat terbuka terhadap publik dengan adanya peran pers, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi seperti  hal pada masa era orde baru. Dan sebaliknya jika pemerintah merasa ruang gerak terasa amat sempit dalam menjalankan roda pemerintahan itu artinya minimnya peran pemerintah terhadap transparansi dan selalu mencari celah untuk menghindar dan menjadikan pers sebagai musuh, dari itu tidak menutup kemungkinan adanya sesuatu yang tidak beres, apa jadinya jika demikian terjadi di seluruh Indonesia ?

Melirik dari pemboikotan salah seorang penggerak pemerintah Dipo Alam yang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet jilid II, yang memberikan pernyataan bahwa beberapa media pers selalu saja menjelek-jelekkan pemerintah, dari itu sungguh sangat naïf ketika pemerintah tidak dengan hati terbuka akan keritikan yang ada oleh media pers. Kalau memang pemerintah masih sangat miris melihat media dan pers sehingga selalu berusaha membekukan media dan insan pers untuk bisa dengan leluasanya mengekspresikan gaya pemerintahannya yang lama kelamaan akan menjadi liar dan menindas rakyat.

Demokrasi dengan hujan kritikan adalah sudah sangat lumrah dalam menjalankan roda pemerintah saat ini demi pencapaian transparansi terhadap publik, tentunya dengan pernyataan salah seorang pejabat pemerintah tentunya harus lebih berani dan terbuka akan adanya kritikan-kritikan pers maupun publik.  

Kalau saja sampai sekarang pemerintah masih enggan untuk keterbukaan informasi terhadap publik dan  begitulah terjadi rakyat dibodoh-bodohi / pembodohan publik demi kepentingan pribadi dan golongan semata, tentunya kita tidak ingin hal ini sampai terjadi. Dari itu siapapun yang duduk di pemerintahan semuanya itu adalah milik rakyat dan kembalikan kepada rakyat sesuai dengan amanat UU Dasar 1945.

Marilah pemerintah sebagai salah satu objek kontrol media dan insan pers dan masyarakat bersinergi juga bekerjasama menjalankan peran dan fungsi masing-masing serta menjungjung tinggi nilai-nilai dan norma dalam memamajukan nusantara tercinta ini, transparansi dan keterbukaan informasi itu sangat diharapkan dan didamba-dambakan publik, karena tanpa bantuan pers rakyat bukan siapa-siapa melainkan budak pemerintah yang setiap hari diperas dengan gayanya masing-masing.

Jumat, 25 Februari 2011

Mengukur Antusiasme dan Pengalihan Isu Publik

Dalam berbagai hal konflik yang terjadi baru-baru ini yang seakan tumpang- tindih dimana belum selesai masalah yang satu sudah datang masalah baru yang membuat masyarakat tidak terlalu kuat dalam menyimpan dan mengenali masalah tersebut secara mendalam.

Seperti baru-baru setelah adanya bursa calon sampai pada hasil pemilihan Ketua Umum PSSI yang sebelumnya diadakan dengan sesuai ketentuan yang berlaku, namun publik tidak menduga bahwa Ketua yang lama ikut mencalonkan diri dan ternyata memperoleh kursi kemenangan dalam menduki porsi Ketua Umum organisasi persepakbolaan di Indonesia.

Dari hasil pemilihan yang telah dimenangkan oleh Nurdin Halid yang sebelumnya juga telah banyak masyarakat yang kontra khususnya pecinta sepak bola atas kepemimpinan beliau selama ini yang disinyalir tidak memperoleh prestasi. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa Nurdin bisa terpilih kembali menjadi Ketua PSSI tersebut..? banyak penafsiran-penafsiran  masyarakat yang miring dengan terpilihnya kembali Nurdin. Di kota-kota besar di Indonesia  banyak menuai protes dengan berbagai bentuk antraksi dalam mengutarakan bentuk kekesalan para pendemo.

Melihat dari kasus diatas tentunya begitu tinggi antusiasme publik akan sepakbola yang mana organisasi PSSI sebagai motor penggerak kemajuan persepakbolaan Indonesia. Pemerintah melihat dan mengukur bahwa publik sangat menyukai olah raga tersebut dan bisa dibilang gila atau demam bola. Semoga dengan berbagai bentuk aspirasi publik dapat mendorong kemajuan prestasi persepakbolaan Indonesia.

Disisi lain ternyata masih banyak masalah sosial yang tidak kala pentingnya seperti isu susu formula yang tentunya ini sangat mengkwatirkan ibu-ibu ataupun orangtua yang bisa membahayakan khususnya balita dan anak Indonesia, yang jadi pertanyaan, kenapa Isu bola lebih diminati dari pada Isu susu formula yang tentunya mengancam kesehatan daripada anak-anak negeri ini ?. barang kali itu sah-sah jaga tapi yang dikwatirkan masyarakat tidak lagi mengenali mana masalah utama dan mana masalah yang memang harus di nomor duakan. 

Tidak hanya itu, karena ini adalah salah satu bagian dari banyak kasus krusial lainnya. Sekalipun  pemerintah yang mengatur konflik tapi hendaknya masyarakat jangan terpropokasi atas isu-isu pemerintah yang mempunyai siasat tertentu. Cobalah publik yang mengukur serta membuat isu konflik terhadap pemerintah agar kemauan masyarakat dapat terpenuhi oleh pemerintah. Karena selama ini dominasinya masih pemerintah yang memegang isu untuk mengelabuhi publik sehingga pemerintah berhasil menutupi isu krusial  lainnya yang dinilai lebih menyentuh terhadap kepentingan publik. Dan yang terakhir bahwa jangan sampai pemerintah dapat mengukur tingkat dimana antusiasme publik karena itu dinamis serta jangan berlebihan atau berlarut-larut terhadap isu-isu yang tidak begitu bernilai, disini perlu adanya kehatian-hatian publik dalam menilai isu yang terjadi. By: Rahmad Syukur Hasibuan (Mahasiswa FISIP UISU)