Jumat, 25 Februari 2011

Mengukur Antusiasme dan Pengalihan Isu Publik

Dalam berbagai hal konflik yang terjadi baru-baru ini yang seakan tumpang- tindih dimana belum selesai masalah yang satu sudah datang masalah baru yang membuat masyarakat tidak terlalu kuat dalam menyimpan dan mengenali masalah tersebut secara mendalam.

Seperti baru-baru setelah adanya bursa calon sampai pada hasil pemilihan Ketua Umum PSSI yang sebelumnya diadakan dengan sesuai ketentuan yang berlaku, namun publik tidak menduga bahwa Ketua yang lama ikut mencalonkan diri dan ternyata memperoleh kursi kemenangan dalam menduki porsi Ketua Umum organisasi persepakbolaan di Indonesia.

Dari hasil pemilihan yang telah dimenangkan oleh Nurdin Halid yang sebelumnya juga telah banyak masyarakat yang kontra khususnya pecinta sepak bola atas kepemimpinan beliau selama ini yang disinyalir tidak memperoleh prestasi. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa Nurdin bisa terpilih kembali menjadi Ketua PSSI tersebut..? banyak penafsiran-penafsiran  masyarakat yang miring dengan terpilihnya kembali Nurdin. Di kota-kota besar di Indonesia  banyak menuai protes dengan berbagai bentuk antraksi dalam mengutarakan bentuk kekesalan para pendemo.

Melihat dari kasus diatas tentunya begitu tinggi antusiasme publik akan sepakbola yang mana organisasi PSSI sebagai motor penggerak kemajuan persepakbolaan Indonesia. Pemerintah melihat dan mengukur bahwa publik sangat menyukai olah raga tersebut dan bisa dibilang gila atau demam bola. Semoga dengan berbagai bentuk aspirasi publik dapat mendorong kemajuan prestasi persepakbolaan Indonesia.

Disisi lain ternyata masih banyak masalah sosial yang tidak kala pentingnya seperti isu susu formula yang tentunya ini sangat mengkwatirkan ibu-ibu ataupun orangtua yang bisa membahayakan khususnya balita dan anak Indonesia, yang jadi pertanyaan, kenapa Isu bola lebih diminati dari pada Isu susu formula yang tentunya mengancam kesehatan daripada anak-anak negeri ini ?. barang kali itu sah-sah jaga tapi yang dikwatirkan masyarakat tidak lagi mengenali mana masalah utama dan mana masalah yang memang harus di nomor duakan. 

Tidak hanya itu, karena ini adalah salah satu bagian dari banyak kasus krusial lainnya. Sekalipun  pemerintah yang mengatur konflik tapi hendaknya masyarakat jangan terpropokasi atas isu-isu pemerintah yang mempunyai siasat tertentu. Cobalah publik yang mengukur serta membuat isu konflik terhadap pemerintah agar kemauan masyarakat dapat terpenuhi oleh pemerintah. Karena selama ini dominasinya masih pemerintah yang memegang isu untuk mengelabuhi publik sehingga pemerintah berhasil menutupi isu krusial  lainnya yang dinilai lebih menyentuh terhadap kepentingan publik. Dan yang terakhir bahwa jangan sampai pemerintah dapat mengukur tingkat dimana antusiasme publik karena itu dinamis serta jangan berlebihan atau berlarut-larut terhadap isu-isu yang tidak begitu bernilai, disini perlu adanya kehatian-hatian publik dalam menilai isu yang terjadi. By: Rahmad Syukur Hasibuan (Mahasiswa FISIP UISU)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar