Kamis, 03 Maret 2011

KETAULADANAN PENDIDIKAN POLITIK PARPOL

Peran sebagai partai politik yang seharusnya memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat / public secara umum dalam menjalankan kelancaran roda pemerintahan yang amanah, transpaaran, dan baik. Ketauladan Partai Politik  (Parpol) seharusnya cerminan terhadap public tanpa membuat dan mengurangi rasa kepercayaan public sebagai motor penyampai aspirasi public tersebut.

Fenomena pemilu dan pilkada adalah momentum ektra bagi parpol dalam mengelabui public untuk mencapai tujuannya yang dimaksud, dengan kata lain berbagai ekspresi, cara atau formula yang dibentu oleh  parpol untuk membius pola pikir dan mental public yang jernih sehingga tanpa disadari tertutup buta dan membisu begitu saja. Tidak asing lagi ketika pesta rakyat terjadi di daerah-daerah (Pilkada) politik transaksional yang muncul, politik uang sebagai pengendali kesuksesan suatu Parpol yang sebenarnya yang sebagian besar public tidak menyadari bahwa itu adalah awal dari kesesatan sebagai racun  yang menghancurkan proses-proses pembangunan public kedepannya.

Kreativitas Parpol tertentu dalam mempengaruhi public demi tercapainya kursi kekuasaan yang sebagian besar tidak mencerminkan ketauladanan dan pendidikan politik terhadap public. Sungguh sangat ironi ketika hal ini terjadi di seluruh Indonesia dimana public yang seakan-akan sudah lepas tangan akan keberadaan bangsa ini kedepannya, kenapa tidak dengan menerima uang sekian rupiah untuk bisa dengan mendukung yang secara itu adalah paksaan tanpa ada timbul dari hasil penilaian pribadi atas suatu parpol tersebut, tidakkah kita berpikir bahwa uang yang diberikan Parpol tersebut bersumber dari mana? Dan dari mana dia peroleh , seberapa banyak yang dia berikan ? tingkat kritis public dalam mengantisipasi kejadian hal ini serta jiwa nasionalisme yang tertanam melekat untuk membangun bangsa yang sejahtera tentunya harus ada bagi setiap warga negara.

Tidak sedikit parpol yang melakukan manuper-manuper politiknya dalam berbagai cara, baik itu partai basis nasionalis dan begitu juga dengan partai basis islam yang semuanya sama saja. Dan yang perlu digaris bawahi juga bahwa banyak Papol yang umurnya sudah sangat tua di negeri ini namun kepiawaian dan k eteladanannya tidak sedikitpun tanpak terhadap kemajuan public, hal inilah yang membuat hari semakin hari mosi tidak percaya terhadap Parpol semakin hari semakin meningkat.

Tingginya angka golput dalam Pemilu/Pilkada pertanda bahwa tingkat kepercayaan public sudah meningkat. Penilaian masyarakat yang tidak percaya lagi atas janji-janji Parpol yang begitu manis-manis yang tak pernah ada realisasi kongkrit terhadap public.

Disinilah lama-kelamaan pembodohan public mulai terlihat atas prilaku-prilaku Parpol yang menguras keringat public tanpa mengindahkan kepentingan public melainkan hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan Parpol itu sendiri saja. Dan tidak menutup kemungkinan kemarahan public akan terjadi kelak.

Hampir diseluruh Indonesia kericuhan terjadi ketika dalam pelaksanaan pesta demokrasi terjadi, tidak sedikit korban nyawa dan kerugiannya lainnya dengan kekuatan yang ditunggangi oleh oknum-oknum Parpol kroninya. Disini sudah jelas kematangan berpolitik yang tidak  bisa menerima kekalahan dan begituu juga terjadi pergolakan dan tarik-menarik antar Parpol di departeman, dalam hal ini lebih sibuk Parpol mengurus diri sendiri dan golongan ditimbang kepentingan publik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar