TATA KRAMA (ETIKET)
Tatakrama adalah kebiasaan sopan santun yang
di sepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat, tatakrama
terdiri atas kata “tata” dan “krama”. Tata
berarti adat, aturan, norma, peraturan. Sedangkan krama berarti sopan-santun, kelakuan, tindakan, perbuatan. Dengan
demikian, tatakrama berarti sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan
santun.
Orang yang
mengenal tatakrama dan menerapkan akan melahirkan penampilan yang menarik
seperti kulit kedondong dan penampilan itu terpantul dari hati yang menarik
seperti isi durian. Karena tatakrama dapat menentukan nasib baik seseorang. Oleh
sebab itu jadikan tatakrama berada dimana saja dan kapan saja, lalu
sesuaikanlah perilaku anda dengan tempat dan waktu. Pikir dulu sejenak lalu
bertindak dengan tepat !.
Dalam berbagai
hubungan tatakrama akan berperan peneting dan menuntut corak tingkah laku
tertentu anda. Aturan sopan santun ibarat udara yang anda hirup, merupakan
kebutuhaan yang selalu menghimbau anda untuk di penuhi. Ketentuan sopan santun
dapat di ibaratkan seperti garam dalam makanan. Tanpa garam, makanan terasa
tawar, hambar. Peranan garam amat penting. Meskipun hanya sedikit, menjadi
factor penentu enak tidaknya makanan. Biarpun harga garam sangat murah, tetapi para
ibu memperhatikan agar garam selalu tersedia di dapur.
Sehingga
bagaimana dengan cara berpakaian, berjalan, bergaul, menerima tamu, menelpon,
menghadiri pesta, berjalan, mengendarai sepeda motor, naik kendaraan umum,
menonton pertunjukan, antre di terminal, surat menyurat, menjaga kebersihan
lingkungan, menggunakan radio/tape/televisi, memakai walkman, makan dan minum,
menjamu dan di jamu, memberi hadiah, hidup bertetangga, merayakan hari ulang
tahun, menjaga kesehatan, melirik, berjumpa dengan orang lain, merokok, memakai
minyak wangi, beribadah, memilih mode, membuang air kecil atau besar, naik dan
turun tangga, sampai pada mencegah bau mulut dan mengeluarkan ingus dan bersin.
Beberapa hal
yang perlu di perhatikan adalah :
-
Menyapa teman jika bertemu
-
Jangan mengolok-lok teman sampai melewati batas
-
Jangan berprasangka buruk terhadapnya
-
Jangan memfitnah tanpa fakta dan bukti
-
Jangan mempergunjingkan teman
-
Menjaga nama baik teman seperti anda tidak senang di
jelek-jelekkan orang lain
-
Menolong teman yang membutuhkan bantuan
-
Hendaknya terbuka dalam bergaul dengan semua teman
-
Tidak membeda-bedakan teman
-
Mengembalikan barang pinjaman kepada pemiliknya
-
Tidak patut jika senang pria mencolek gadis / temannya
-
Memberi salam kepada orang tua ketika datang dan
bepergian
-
Pamitan / memberitahukan kepada orangtua jika hendak
pergi, dan berapa lama
-
Menjaga prabotan dalam rumah secara bertanggung jawab
- Jangan mengeluarkan uang secara berlebihan tanpa alasan
yang di pertanggung jawabkan. Dll
Tatakrama
menyimpan segudang pemikat untuk menyatakan perhatian kepada orang lain contoh
perbuatan tersebut antara lain :
-
Mengirimi kartu ucapan selamat, karangan bunga, Surat,
Lagu pilihan,
-
Menghadiahi sekuntum bunga
-
Menelepon teman yang mencapai kesuksesan
-
Mengajak ngobrol sejenak
-
Menepuk-nepuk teman yang akan berangkat
-
Membantu menuangkan air kedalam gelas di samping
-
Memberikan tempat duduk teman yang tidak mendapat kursi
-
Memanggil dengan namanya
-
Datang melayat kerumah teman yang meninggal dunia
-
Memberikan pujian yang tulus tanpa berlebihan pada
waktu yang tepat
-
Menanyakan latar belakang seseorang yang baru di kenal
alakadarnya
-
Mengingatkan orang yang terlupa
-
Membantu anak-anak, ibu, kakek atau nenek yang takut
menyeberangi jalan
-
Membantu beban berat yang di bawakan sendiri oleh
seorang kenalan
-
Membantu menunjukkan arah jalan kepada orang yang
bertanya.
-
Memberi obat ringan kepada yang membutuhkan. Dsb
TATAKRAMA BERKENALAN ;
Tatakarama
dalam berkenalan dan bertemu cukup beragam-ragam antar suku, wilayah, dan
bangsa. Seyogianya mengetahui atauran-aturan umum yang di sepakati oleh
masyarakat pada umumnya, sedangkan penerapannya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang di hadapi.
Umumnya masih ada anggapan bahwa jika seseorang
memperkenalkan diri sebaiknya melalui seorang perantara. Hal ini dapat
dilakukan, namun tidak mutlak. Kalau berkenalan sebaiknya kedua pihak
menyebutkan namanya secara cukup jelas. Dalam suatu pertemuan banyak orang,
sering para hadirin di minta memperkenalkan diri.
Waktu
berkenalan, biasanya kita berjabatan tangan. Kebiasaan ini sudah cukup lazim
dalam masyarakat anda. Di Jepang pada umumnya orang berkenalan atau berjumpa
tidak dengan berjabat tangan, kedua pihak berdiri sambuk membungkuk dan tangan
dalam sikap lurus. Pada berapa daerah atau Negara ada pula kebiasaan saling
memeluk dan mencium kalau berjumpa.
Di India dan
beberapa Negara yang menganut tradisi Hindu dan Budha, kalau bertemu
masing-masing mengatupkan tangan dengan menaruhkannya di dada. Dari semua
kebiasaan yang berbeda-beda itu, pada umumnya tradisi berjabat tangan lebih
lazim di gunakan orang.
Di daerah
Sunda, ada kebiasaan bersalaman dengan mangatupkan tangan, saling menyentuh
ujung jari-jari, lalu menarik tangan yang terkatup kea rah hidung. Dikalangan
masyarakat Jawa dan masyarakat tertentu lainnya ada kebiasaan menaruh tangan
kanan di dada setelah berjabatan tangan.
Di
daerah-daerah tertentu lainnya ada kebiasaan saling berpelukan dan mencium jika
para anggota-anggota keluarga dan kenalan saling berjumpa. Selain itu, sudah
menjadi kebiasaan lazim di mana-mana jika anak atau yang muda menjabat dan
mencium tangan orangtua atau yang lebih tua.
TATACARA
BERTAMU ;
Kalau hendak
bertamu kerumah orang hendaknya anda datang pada waktu yang tepat, tidak pada
waktu istirahat. Sebaliknya keinginan keinginan anda disampaikan terlebih
dahuluu lewat telepeon atau surat jika keadaan memungkinkan. Kalau anda mengetuk
pintu rumah orang sebaiknya hanya tiga kali, tidak terlalu keras seperti orang
menggedor, tetapi sekedar dapat di dengar dari dalam.
Kalau belum ada
reaksi dari dalam, anda mengulanang ketukan tiga kali lagi. Kalau datang ke suatu acara pertemuan atau hajatan di mana
para tamu duduk di lantai, sebaiknya anda tak lupa membuka sepatu dan alas
kaki.
Usahakan
menerima tamu dengan wajah gembira. Bila anda berkeunjung kerumah teman, jangan
masuk ke kamarnya. Kalau membuka pintu, daun pintu sebaiknya di tutup kembali.
Gadis dilarang menengok teman laki-laki yang sakit yang sedang berbaring di
kamar pribadinya begitu juga sebalinya. Jika anda bertamu ke rumah orang jangan
lupa mengucapkan salam.
Menurut adat
kebiasaan timur, tamu yang datang pada saat anda sedang makan sebaiknya harus
di ajak makan bersama walaupun hanya sekedar basa-basi, namun hendaknya dapat
memperkirakan kapan ajakan itu bersifat basa-basi dan kapan bersifat
sunguh-sungguh. Jika ada tammu datang ke rumah dan pada waktu itu hendak berangkat
untuk suatu acara atau keperluan penting, hendaknya anda katakana terus terang
tanpa menyinggung perasaan tamu.
Pada waktu
menerima tamu, hendaknya anda membukakan pintu, mempersilahkan masuk, menutup
pintu kembali, dan mempersilahkann duduk di ruang tamu/ruang duduk. Pada akhir
kunjungan hendaknya adan berpamitan dan mengucapkan terima kasih. Jika yang
dikunjungi itu teman anda, jangan lupa berpamitan dengan orangtuanya. Pada
waktu tamu hendak pulang, hendaknya anda membukakan pintu dan mempersilahkan tamu
berjalan duluan. Setelah itu, anda menyusul dari belakang. Bila perlu dan jika
ada pintu pagar, hendaknya anda mengantarkan tamu ke pintu pagar, dan pintu
pagar hendaknya anda bukakan.
TATACARA
BERBICARA;
Cobalah anda
renungkan kira-kira rata-rata berapa menit anda gunakan untuk berbicara, berapa
banyak kata atau kalimat yang anda ucapkan setiap hari baik itu di rumah, di
sekolah, di jalan, dan sebagainya ? pepatah mengisyaratkan “ Berkata Peliharalah
lidah !” hati-hatilah dalam berbicara agar tidak mendatangkan akibat kurang
menyenangkan di kemudian hari. Memang lidah tiada bertulang, namun sekali
lontar kata-kata yang tak sedap kepada orang lain, dengan apa menangkapnya
kembali ? sehingga tidak jarang sering terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Waktu berbicara
hendaklah anda tenang dan sekali-kali boleh di tegaskan pembicaraan dengan
gerak tangan secara khusus dan sopan. Gerak tangan hendaklah tidak telalu
banyak dan menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuk kepada lawan bicara hendaknya
di hindari. Janganlah memilih pokok pembicaraan yang dapat menyinggung perasaan
orang lain. Jangan membicarakan sesuatu yang ingin di lupakan seseorang.
Mempergunjingkan orang lain adalah tindakan yang dapat merugikan diri sendiri,
apalagi jika di lakukan di depan orang banyak atau tempat umum. Hendaknya
menghindari kata-kata kotor dalam
pembicaraan serta tak perlu
menyatakan sesuatu yang dapat memalukan seseorang.
-
Mendengarkan tanpa memotong pembicaraan orang yang
sedang asyik berbicara
-
Jangan berbisik-bisik dengan teman yang bisa mengganggu
suasana
-
Hendaknya agar yang muda berdiam kalau yang lebih tua
sedang berbicara
- Jangan suka “nimbrung” untuk membicarakan urusan anda
kepada orang lain, hendaknya minta izin dahulu kepada lawan bicaranya jika
urusan anda sifatnya “segera”.
- Waktu berbicara mulut dibuka secukupnya, gigi hendaknya
tidak tampak terkancing karena hal ini akan membuat suara kurang terdengar
- Mengarahkan pandangan kepada lawan bicara, hendaknya
jangan menoleh kearah lain karena terkesan kurang menghargai, rendah diri, atau
aneh
-
Menghindari berbicara sambil berkecak pinggang
- Mengambil jarak dengan lawan bicara agar tidak terlalu
dekat untuk menghindari cipratan ludah dari mulut anda.
-
Berbicara tidak terlalu keras
-
Jika hendak batuk, bersin, atau menguap hendaklah mulut
di tutup dengan tangan di kepal.
- Aturlah jarak mulut anda dengan alat pengeras suara
agar tidak menimbulkan memekakan telinga orang lain
-
Jangan lupa mengucapkan salam
Guna menerapkan
tatakrama, hendaklah anda selalu memperhatikan dengan siapa anda berbicara dan
seberapa akrabnya dengan orang tersebut. Berbicara dengan orangtua tentu
berlainan dengan berbicara dengan guru, atau orang yang lebih tua tentu
berlainan berbicara dengan yang lebih muda dari anda. Berbicara dengan teman
tentu berbeda dengan berbicara dengan adik atau anak yang lebih kecil dengan
anda. Berbicara dalam organisasi tentu berbeda dengan berbicara dengan orang
awam yang anda jumpai di jalan.
CARA BERSOLEK
DAN MENGGUNAKAN PERHIASAN;
Penampilan
memberikan kesan yang langsung ke dalam pengelihatan orang lain, karena itu,
penampilan perlu di perhatikan agar sedapat mungkin selaras dengan tatakrama
yang berlaku pada situasi yang di hadapi seperti halnya warna dan corak busana,
dandanan, raut wajah, bentuk tubuh, cara berjalan, dan tatacara makan adalah beberapa unsur penting yang
memberikan cirri-ciri khusus terhadap penampilan lahiriah anda.
Marilah kita
perhatikan bersama hal-hal kecil yang sering di sepelekan. Setiap siswa
hendaknya berpakaian sesuai dengan ketentuan sekolah, sesuai dengan tatakrama
kesopanan, rapi dan pantas. Selain itu, tampak kurang pantas jika bersolek
secara berlebihan. Tampak kurang pantas jika seorang putrid memakai perhiasan
secara berlebihan. Hal itu akan menimbulkan kesan seolah-olah kita menjadi “etalase”
berjalan. Pelengkap busana, seperti anting-anting, kalung, gelang, cincin,
kembang, tas, arloji, dan ikat pinggang hendaknya tidak berlebihan.
TATACARA
BERPAKAIAN;
Busana apapun
yang dipakai hendaknya tidak bertentangan dengan perasaan yang di junjung
masyarakat. Baju hendaknya di kancing penuh. Busana yang di pakai tak perlu
atau tak mesti berharga mahal. Yang lebih penting adalah kebersihan, kerapian,
dan keserasaian busana yang di pakai dengan badan anda. Kaus oblong hendaknya
tidak dipakai pada waktu mengikuti pelajaran. Jika berolah raga, gunakanlah
pakaian khusus olah raga, pakaian untuk rekreasi hendaklah sesuaikan dengan
fungsinya.
Memakai busana
yang cocok dengan situasi dan tempat memperlihatkan bahwa anda mengetahui
tatakrama. Memakai busana seenaknya tanpa perimbangan akan merugikan kesan
orang terhadap yang memakainya.
UKURAN
KETAMPANAN ;
Ketampanan
seoerang pria lebih ditentukan oleh sifat kepribadiannya yang penuh tanggung
jawab, percaya diri, siap sedia melindungi, kejantanan hati, sikap sporotif
atau satria, kepekaan rasa, dan rela berkorban.
Mungkin kita
perlu mencamkan sungguh-sungguh prinsip pembentukan kepribadian ini : “Hati
yang sombong adalah pangkal sifat-sifat tak terpuji, hati yang rendah adalah
pangkal sifat-sifat yang anggun”.
CARA BERJALAN
BERSAMA;
Kalau seorang
pria berjalan dengan seorang wanita, hendaknya pria berjalan pada bagian yang
berdekatan dengan lalu lintas, sedangkan wanita dilindungi di samping kanan
atau kirinya bergantung pada arah arus lalu lintas.
Kalau ada
seorang pria dan dua orang wanita, maka si pria harus berjalan pada sisi yang
berdekatan dengan lalu lintas. Ia melindungi dua wanita disampingnya. Sedangkan
kalau ada dua pria dan satu wanita , maka kedua pria itu berjalan pada bagian
luar, yang satu di sebelah kiri dan yang lain di sebelah kanan, sedangkan yang
wanita berjalan di tengah.
Kalau ada dua
pria dan dua wanita, maka kedua pria berjalan disisi luar, yang satu di sebalah
kiri dan yang lain di sebelah kanan, sedangkan kedua wanita itu berjalan di
tengah. Namun kalau arus orang berjalan cukup ramai dua orang hendaknya
berjalan di depan dan dua lainnya berjalan di belakangnya.
Kalau hendak
menyeberang jalan, pria hendaknya mengambil
posisi dari arah datangnya kendaraan. Ia melindungi wanita di
sampingnya.
TATACARA MAKAN;
Tata cara makan
merupakan salah satu unsure yang penting dalam tatakrama. Tata cara makan
berbeda-beda dari tempat ke tempat yang lain, karena itu, perlulah anda
menanyakan dan mempelajari tata cara makan di lingkungan yang baru belum di
kenal. Dengan cara ini, anda akan bertingkah laku secara luwes, tidak kaku,
misalnya di Indonesia, makan dengan tangan dianggap sopan, namun pada
daerah-daerah tertentu cara ini di pandang kurang sopan. Pada daerah tertentu,
tidak menghabiskan makanan yang diambil dapat menyinggung perasaan tuan rumah.
Pada daerah lain, menghabiskan makanan di piring dianggap kurang etiket.
Beberapa tata
cara makan yang bersifat umum perlulah di perhatikan, apalagi pada acara resmi
antara lain sebagai berikut ;
- Jika hendak duduk di kursi waktu makan haruslah dari sebelah kiri kursi, demikian juga kalau hendak keluar
- Geserlah kursi berlahan-lahan waktu hendak duduk dengan memperhatikan jarak terhadap meja, jangan terlalu jauh dan jangan terlalu dekat
- Serbet makan yang terlipat di atas meja dibuka di letakkan diatas pangkuan untuk menadah makanan yang mungkin jatuh
- Selesai makan dekatkan kembali kursi dengan meja
- Serbet boleh digunakan untuk mengusap bibir secara berlahan-lahan
- Alat-alat makan di gunakan berganti-ganti, mulai dari yang terjauh sampai pada yang terdekat dengan piring.
- Cicipilah makanan dan minuman dengan tida mengeluarkan suara.
- Bicaralah setelah makanan di telan dan bibir sudah di usap bersih
- Kalau disediakan buah-buahan di makan terakhir
- Jika anda batuk selagi makan, tutuplah mulut dengan serbet atau tangan
- Setelah selesai makan, sendok dan garpu di letakkan menelungkup atau terbuka sejajar di atas piring.
- Air pencuci tangancukup digunakan untuk membasahi ujung jari-jari saja.
- Kalau waktu makan ada makanan yang masuk ke sela-sela gigi yang berlubang hendaklah dapat diambil dengan tangan atau tusuk gigi dengan mulut harus tertutup dengan tangan atau serbet dan sedapat mungkin dilakukan setelah selesai acara makan.
- Selain itu, air yang di minum jangan dipakai untuk berkumur
Bagi yang
beragama Islam mulai lah makan dengan mengucapkan “Basmalah” dan mengakhiri
“Hamdalah”. Sebagai ungkapa rasa syukur atas nikmat yang diperoleh dari makanan
dan minuman sebagai rezeki dari Tuhan. Begitu juga dengan ungkapan doa
masing-masing agama yang lain.
Alangkah baik
jika satu keluarga makan bersama-sama pada suatu meja yang di tutup dengan baik
dan rapi. Kesempatan ini akan dapat digunakan untuk mempererat rasa
kekeluargaan dan keharmonisan hidup keluarga.[Berbagai Sumber].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar