Rabu, 28 November 2012

Tata Krama (Etiket) Sehari-hari



TATA KRAMA (ETIKET)

Tatakrama adalah kebiasaan sopan santun yang di sepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat, tatakrama terdiri atas kata “tata” dan “krama”. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Sedangkan krama berarti sopan-santun, kelakuan, tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tatakrama berarti sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun.

Orang yang mengenal tatakrama dan menerapkan akan melahirkan penampilan yang menarik seperti kulit kedondong dan penampilan itu terpantul dari hati yang menarik seperti isi durian. Karena tatakrama dapat menentukan nasib baik seseorang. Oleh sebab itu jadikan tatakrama berada dimana saja dan kapan saja, lalu sesuaikanlah perilaku anda dengan tempat dan waktu. Pikir dulu sejenak lalu bertindak dengan tepat !.

Dalam berbagai hubungan tatakrama akan berperan peneting dan menuntut corak tingkah laku tertentu anda. Aturan sopan santun ibarat udara yang anda hirup, merupakan kebutuhaan yang selalu menghimbau anda untuk di penuhi. Ketentuan sopan santun dapat di ibaratkan seperti garam dalam makanan. Tanpa garam, makanan terasa tawar, hambar. Peranan garam amat penting. Meskipun hanya sedikit, menjadi factor penentu enak tidaknya makanan. Biarpun harga garam sangat murah, tetapi para ibu memperhatikan agar garam selalu tersedia di dapur.

Sehingga bagaimana dengan cara berpakaian, berjalan, bergaul, menerima tamu, menelpon, menghadiri pesta, berjalan, mengendarai sepeda motor, naik kendaraan umum, menonton pertunjukan, antre di terminal, surat menyurat, menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan radio/tape/televisi, memakai walkman, makan dan minum, menjamu dan di jamu, memberi hadiah, hidup bertetangga, merayakan hari ulang tahun, menjaga kesehatan, melirik, berjumpa dengan orang lain, merokok, memakai minyak wangi, beribadah, memilih mode, membuang air kecil atau besar, naik dan turun tangga, sampai pada mencegah bau mulut dan mengeluarkan ingus dan bersin.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah :
-          Menyapa teman jika bertemu
-          Jangan mengolok-lok teman sampai melewati batas
-          Jangan berprasangka buruk terhadapnya
-          Jangan memfitnah tanpa fakta dan bukti
-          Jangan mempergunjingkan teman
-          Menjaga nama baik teman seperti anda tidak senang di jelek-jelekkan orang lain
-          Menolong teman yang membutuhkan bantuan
-          Hendaknya terbuka dalam bergaul dengan semua teman
-          Tidak membeda-bedakan teman
-          Mengembalikan barang pinjaman kepada pemiliknya
-          Tidak patut jika senang pria mencolek gadis / temannya
-          Memberi salam kepada orang tua ketika datang dan bepergian
-          Pamitan / memberitahukan kepada orangtua jika hendak pergi, dan berapa lama
-          Menjaga prabotan dalam rumah secara bertanggung jawab
-         Jangan mengeluarkan uang secara berlebihan tanpa alasan yang di pertanggung jawabkan. Dll

Tatakrama menyimpan segudang pemikat untuk menyatakan perhatian kepada orang lain contoh perbuatan tersebut antara lain :
-          Mengirimi kartu ucapan selamat, karangan bunga, Surat, Lagu pilihan,
-          Menghadiahi sekuntum bunga
-          Menelepon teman yang mencapai kesuksesan
-          Mengajak ngobrol sejenak
-          Menepuk-nepuk teman yang akan berangkat
-          Membantu menuangkan air kedalam gelas di samping
-          Memberikan tempat duduk teman yang tidak mendapat kursi
-          Memanggil dengan namanya
-          Datang melayat kerumah teman yang meninggal dunia
-          Memberikan pujian yang tulus tanpa berlebihan pada waktu yang tepat
-          Menanyakan latar belakang seseorang yang baru di kenal alakadarnya
-          Mengingatkan orang yang terlupa
-          Membantu anak-anak, ibu, kakek atau nenek yang takut menyeberangi jalan
-          Membantu beban berat yang di bawakan sendiri oleh seorang kenalan
-          Membantu menunjukkan arah jalan kepada orang yang bertanya.
-          Memberi obat ringan kepada yang membutuhkan. Dsb


TATAKRAMA BERKENALAN ;

Tatakarama dalam berkenalan dan bertemu cukup beragam-ragam antar suku, wilayah, dan bangsa. Seyogianya mengetahui atauran-aturan umum yang di sepakati oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.

Umumnya  masih ada anggapan bahwa jika seseorang memperkenalkan diri sebaiknya melalui seorang perantara. Hal ini dapat dilakukan, namun tidak mutlak. Kalau berkenalan sebaiknya kedua pihak menyebutkan namanya secara cukup jelas. Dalam suatu pertemuan banyak orang, sering para hadirin di minta memperkenalkan diri.

Waktu berkenalan, biasanya kita berjabatan tangan. Kebiasaan ini sudah cukup lazim dalam masyarakat anda. Di Jepang pada umumnya orang berkenalan atau berjumpa tidak dengan berjabat tangan, kedua pihak berdiri sambuk membungkuk dan tangan dalam sikap lurus. Pada berapa daerah atau Negara ada pula kebiasaan saling memeluk dan mencium kalau berjumpa.

Di India dan beberapa Negara yang menganut tradisi Hindu dan Budha, kalau bertemu masing-masing mengatupkan tangan dengan menaruhkannya di dada. Dari semua kebiasaan yang berbeda-beda itu, pada umumnya tradisi berjabat tangan lebih lazim di gunakan orang.

Di daerah Sunda, ada kebiasaan bersalaman dengan mangatupkan tangan, saling menyentuh ujung jari-jari, lalu menarik tangan yang terkatup kea rah hidung. Dikalangan masyarakat Jawa dan masyarakat tertentu lainnya ada kebiasaan menaruh tangan kanan di dada setelah berjabatan tangan.

Di daerah-daerah tertentu lainnya ada kebiasaan saling berpelukan dan mencium jika para anggota-anggota keluarga dan kenalan saling berjumpa. Selain itu, sudah menjadi kebiasaan lazim di mana-mana jika anak atau yang muda menjabat dan mencium tangan orangtua atau yang lebih tua.

TATACARA BERTAMU ;
Kalau hendak bertamu kerumah orang hendaknya anda datang pada waktu yang tepat, tidak pada waktu istirahat. Sebaliknya keinginan keinginan anda disampaikan terlebih dahuluu lewat telepeon atau surat jika keadaan memungkinkan. Kalau anda mengetuk pintu rumah orang sebaiknya hanya tiga kali, tidak terlalu keras seperti orang menggedor, tetapi sekedar dapat di dengar dari dalam.

Kalau belum ada reaksi dari dalam, anda mengulanang ketukan tiga kali lagi. Kalau datang  ke suatu acara pertemuan atau hajatan di mana para tamu duduk di lantai, sebaiknya anda tak lupa membuka sepatu dan alas kaki.

Usahakan menerima tamu dengan wajah gembira. Bila anda berkeunjung kerumah teman, jangan masuk ke kamarnya. Kalau membuka pintu, daun pintu sebaiknya di tutup kembali. Gadis dilarang menengok teman laki-laki yang sakit yang sedang berbaring di kamar pribadinya begitu juga sebalinya. Jika anda bertamu ke rumah orang jangan lupa mengucapkan salam.

Menurut adat kebiasaan timur, tamu yang datang pada saat anda sedang makan sebaiknya harus di ajak makan bersama walaupun hanya sekedar basa-basi, namun hendaknya dapat memperkirakan kapan ajakan itu bersifat basa-basi dan kapan bersifat sunguh-sungguh. Jika ada tammu datang ke rumah dan pada waktu itu hendak berangkat untuk suatu acara atau keperluan penting, hendaknya anda katakana terus terang tanpa menyinggung perasaan tamu.

Pada waktu menerima tamu, hendaknya anda membukakan pintu, mempersilahkan masuk, menutup pintu kembali, dan mempersilahkann duduk di ruang tamu/ruang duduk. Pada akhir kunjungan hendaknya adan berpamitan dan mengucapkan terima kasih. Jika yang dikunjungi itu teman anda, jangan lupa berpamitan dengan orangtuanya. Pada waktu tamu hendak pulang, hendaknya anda membukakan pintu dan mempersilahkan tamu berjalan duluan. Setelah itu, anda menyusul dari belakang. Bila perlu dan jika ada pintu pagar, hendaknya anda mengantarkan tamu ke pintu pagar, dan pintu pagar hendaknya anda bukakan.

TATACARA BERBICARA;
Cobalah anda renungkan kira-kira rata-rata berapa menit anda gunakan untuk berbicara, berapa banyak kata atau kalimat yang anda ucapkan setiap hari baik itu di rumah, di sekolah, di jalan, dan sebagainya ? pepatah mengisyaratkan “ Berkata Peliharalah lidah !” hati-hatilah dalam berbicara agar tidak mendatangkan akibat kurang menyenangkan di kemudian hari. Memang lidah tiada bertulang, namun sekali lontar kata-kata yang tak sedap kepada orang lain, dengan apa menangkapnya kembali ? sehingga tidak jarang sering terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Waktu berbicara hendaklah anda tenang dan sekali-kali boleh di tegaskan pembicaraan dengan gerak tangan secara khusus dan sopan. Gerak tangan hendaklah tidak telalu banyak dan menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuk kepada lawan bicara hendaknya di hindari. Janganlah memilih pokok pembicaraan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Jangan membicarakan sesuatu yang ingin di lupakan seseorang. Mempergunjingkan orang lain adalah tindakan yang dapat merugikan diri sendiri, apalagi jika di lakukan di depan orang banyak atau tempat umum. Hendaknya menghindari kata-kata kotor dalam  pembicaraan  serta tak perlu menyatakan sesuatu yang dapat memalukan seseorang.

-          Mendengarkan tanpa memotong pembicaraan orang yang sedang asyik berbicara
-          Jangan berbisik-bisik dengan teman yang bisa mengganggu suasana
-          Hendaknya agar yang muda berdiam kalau yang lebih tua sedang berbicara
-       Jangan suka “nimbrung” untuk membicarakan urusan anda kepada orang lain, hendaknya minta izin dahulu kepada lawan bicaranya jika urusan anda sifatnya “segera”.
-     Waktu berbicara mulut dibuka secukupnya, gigi hendaknya tidak tampak terkancing karena hal ini akan membuat suara kurang terdengar
-   Mengarahkan pandangan kepada lawan bicara, hendaknya jangan menoleh kearah lain karena terkesan kurang menghargai, rendah diri, atau aneh
-         Menghindari berbicara sambil berkecak pinggang
-       Mengambil jarak dengan lawan bicara agar tidak terlalu dekat untuk menghindari cipratan ludah dari mulut anda.
-          Berbicara tidak terlalu keras
-          Jika hendak batuk, bersin, atau menguap hendaklah mulut di tutup dengan tangan di kepal.
-     Aturlah jarak mulut anda dengan alat pengeras suara agar tidak menimbulkan memekakan telinga orang lain
-          Jangan lupa mengucapkan salam

Guna menerapkan tatakrama, hendaklah anda selalu memperhatikan dengan siapa anda berbicara dan seberapa akrabnya dengan orang tersebut. Berbicara dengan orangtua tentu berlainan dengan berbicara dengan guru, atau orang yang lebih tua tentu berlainan berbicara dengan yang lebih muda dari anda. Berbicara dengan teman tentu berbeda dengan berbicara dengan adik atau anak yang lebih kecil dengan anda. Berbicara dalam organisasi tentu berbeda dengan berbicara dengan orang awam yang anda jumpai di jalan.


CARA BERSOLEK DAN MENGGUNAKAN PERHIASAN;
Penampilan memberikan kesan yang langsung ke dalam pengelihatan orang lain, karena itu, penampilan perlu di perhatikan agar sedapat mungkin selaras dengan tatakrama yang berlaku pada situasi yang di hadapi seperti halnya warna dan corak busana, dandanan, raut wajah, bentuk tubuh, cara berjalan, dan tatacara  makan adalah beberapa unsur penting yang memberikan cirri-ciri khusus terhadap penampilan lahiriah anda.

Marilah kita perhatikan bersama hal-hal kecil yang sering di sepelekan. Setiap siswa hendaknya berpakaian sesuai dengan ketentuan sekolah, sesuai dengan tatakrama kesopanan, rapi dan pantas. Selain itu, tampak kurang pantas jika bersolek secara berlebihan. Tampak kurang pantas jika seorang putrid memakai perhiasan secara berlebihan. Hal itu akan menimbulkan kesan seolah-olah kita menjadi “etalase” berjalan. Pelengkap busana, seperti anting-anting, kalung, gelang, cincin, kembang, tas, arloji, dan ikat pinggang hendaknya tidak berlebihan.

TATACARA BERPAKAIAN;
Busana apapun yang dipakai hendaknya tidak bertentangan dengan perasaan yang di junjung masyarakat. Baju hendaknya di kancing penuh. Busana yang di pakai tak perlu atau tak mesti berharga mahal. Yang lebih penting adalah kebersihan, kerapian, dan keserasaian busana yang di pakai dengan badan anda. Kaus oblong hendaknya tidak dipakai pada waktu mengikuti pelajaran. Jika berolah raga, gunakanlah pakaian khusus olah raga, pakaian untuk rekreasi hendaklah sesuaikan dengan fungsinya.

Memakai busana yang cocok dengan situasi dan tempat memperlihatkan bahwa anda mengetahui tatakrama. Memakai busana seenaknya tanpa perimbangan akan merugikan kesan orang terhadap yang memakainya.

UKURAN KETAMPANAN ;
Ketampanan seoerang pria lebih ditentukan oleh sifat kepribadiannya yang penuh tanggung jawab, percaya diri, siap sedia melindungi, kejantanan hati, sikap sporotif atau satria, kepekaan rasa, dan rela berkorban.

Mungkin kita perlu mencamkan sungguh-sungguh prinsip pembentukan kepribadian ini : “Hati yang sombong adalah pangkal sifat-sifat tak terpuji, hati yang rendah adalah pangkal sifat-sifat yang anggun”.

CARA BERJALAN BERSAMA;
Kalau seorang pria berjalan dengan seorang wanita, hendaknya pria berjalan pada bagian yang berdekatan dengan lalu lintas, sedangkan wanita dilindungi di samping kanan atau kirinya bergantung pada arah arus lalu lintas.

Kalau ada seorang pria dan dua orang wanita, maka si pria harus berjalan pada sisi yang berdekatan dengan lalu lintas. Ia melindungi dua wanita disampingnya. Sedangkan kalau ada dua pria dan satu wanita , maka kedua pria itu berjalan pada bagian luar, yang satu di sebelah kiri dan yang lain di sebelah kanan, sedangkan yang wanita berjalan di tengah.

Kalau ada dua pria dan dua wanita, maka kedua pria berjalan disisi luar, yang satu di sebalah kiri dan yang lain di sebelah kanan, sedangkan kedua wanita itu berjalan di tengah. Namun kalau arus orang berjalan cukup ramai dua orang hendaknya berjalan di depan dan dua lainnya berjalan di belakangnya.

Kalau hendak menyeberang jalan, pria hendaknya mengambil  posisi dari arah datangnya kendaraan. Ia melindungi wanita di sampingnya.

TATACARA MAKAN;
Tata cara makan merupakan salah satu unsure yang penting dalam tatakrama. Tata cara makan berbeda-beda dari tempat ke tempat yang lain, karena itu, perlulah anda menanyakan dan mempelajari tata cara makan di lingkungan yang baru belum di kenal. Dengan cara ini, anda akan bertingkah laku secara luwes, tidak kaku, misalnya di Indonesia, makan dengan tangan dianggap sopan, namun pada daerah-daerah tertentu cara ini di pandang kurang sopan. Pada daerah tertentu, tidak menghabiskan makanan yang diambil dapat menyinggung perasaan tuan rumah. Pada daerah lain, menghabiskan makanan di piring dianggap kurang etiket.

Beberapa tata cara makan yang bersifat umum perlulah di perhatikan, apalagi pada acara resmi antara lain sebagai berikut ;
  1. Jika hendak duduk di kursi waktu makan haruslah dari sebelah kiri kursi, demikian juga kalau hendak keluar
  2. Geserlah kursi berlahan-lahan waktu hendak duduk dengan memperhatikan jarak terhadap meja, jangan terlalu jauh dan jangan terlalu dekat
  3. Serbet makan yang terlipat di atas meja dibuka di letakkan diatas pangkuan untuk menadah makanan yang mungkin jatuh
  4. Selesai makan dekatkan kembali kursi dengan meja
  5. Serbet boleh digunakan untuk mengusap bibir secara berlahan-lahan
  6. Alat-alat makan di gunakan berganti-ganti, mulai dari yang terjauh sampai pada yang  terdekat dengan piring.
  7. Cicipilah makanan dan minuman dengan tida mengeluarkan suara.
  8. Bicaralah setelah makanan di telan dan bibir sudah di usap bersih
  9. Kalau disediakan buah-buahan di makan terakhir
  10. Jika anda batuk selagi makan, tutuplah mulut dengan serbet atau tangan
  11. Setelah selesai makan, sendok dan garpu di letakkan menelungkup atau terbuka sejajar di atas piring.
  12. Air pencuci tangancukup digunakan untuk membasahi ujung jari-jari saja.
  13. Kalau waktu makan ada makanan yang masuk ke sela-sela gigi yang  berlubang hendaklah dapat diambil dengan tangan atau tusuk gigi dengan mulut harus tertutup dengan tangan atau serbet dan sedapat mungkin dilakukan setelah selesai acara makan.
  14. Selain itu, air yang di minum jangan dipakai untuk berkumur

Bagi yang beragama Islam mulai lah makan dengan mengucapkan “Basmalah” dan mengakhiri “Hamdalah”. Sebagai ungkapa rasa syukur atas nikmat yang diperoleh dari makanan dan minuman sebagai rezeki dari Tuhan. Begitu juga dengan ungkapan doa masing-masing agama yang lain.

Alangkah baik jika satu keluarga makan bersama-sama pada suatu meja yang di tutup dengan baik dan rapi. Kesempatan ini akan dapat digunakan untuk mempererat rasa kekeluargaan dan keharmonisan hidup keluarga.[Berbagai Sumber].

Semoga bermanfaat dan Selamat mencoba..!!!

http://produk-jasa-lokasi-medan.blogspot.co.id/2010/11/jasa-pengetikan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar